HAKIKAT PENDIDIKAN
1. MENURUT PANDANGAN PAKAR INDONESIA
Hakikat pendidikan itu dapat dikategorisasikan dalam dua pendapat yaitu
pendekatan epistemologis dan pendekatan ontologi atau metafisik. Kedua
pendekatan tersebut tentunya dapat melahirkan jawaban yang berbeda-beda
mengenai apakah hakikat pendidikan itu.
Di dalam pendidikan epistemologis yang menjadi masalah adalah akar atau
kerangka ilmu pendidikan sebagai ilmu. Pendekatan tersebut mencari makna
pendidikan sebagai ilmu yaitu mempunyai objek yang akan merupakan dasar
analisis yang akan membangun ilmu pengetahuan yang disebut ilmu
pendidikan. Dari sudut pandang pendidikan dilihat sebagai sesuatu proses
yang interen dalam konsep manusia. Artinya manusia hanya dapat
dimanusiakan melalui proses pendidikan.
Berbagai pendapat mengenai hakikat pendidikan dapat digolongkan atas dua kelompok besar yaitu :
• Pendekatan reduksionisme
Pendekatan-pendekatan reduksionisme melihat proses pendidikan peserta
didik dan keseluruhan termasuk lembaga-lembaga pendidikan, menampilkan
pandangan ontologis maupun metafisis tertentu mengenai hakikat
pendidikan. Teori-teori tersebut satu persatu sifatnya mungkin mendalam
secara Vertikal namun tidak melebar secara horizontal.
Peserta didik, anak manusia, tidak hidup secara terisolasi tetapi dia
hidup dan berkembang di dalam suatu masyarakat tertentu, yang berbudaya,
yang mempunyai visi terhadap kehidupan di masa depan, termasuk
kehidupan pasca kehidupan.
• Pendekatan holistik integrative
• Pendekatan Redaksional
Teori-teori / pendekatan redaksional sangat banyak dikemukakan di dalam
khazanah ilmu pendidikan. Dalam hal ini akan dibicarakan berbagai
pendekatan reduksionaisme sebagai berikut:
1. Pendekatan pedagogis / pedagogisme
Titik tolak dari teori ini ialah anak yang akan di besarkan menjadi
manusia dewasa. Pandangan ini apakah berupa pandangan nativisme
schopenhouer serta menganut penganutnya yang beranggapan bahwa anak
telah mempunyai kemampuan-kemampuan yang dilahirkan dan tinggal di
kembangkan saja.
2. Pendekatan Filasofis / religionisme
Anak manusia mempunyai hakikatnya sendiri dan berada dengan hakikat
orang dewasa. Oleh sebab itu, proses pendewasaan anak bertitik-tolak
dari anak sebagai anak manusia yang mempunyai tingkat-tingkat
perkembangan sendiri.
3. Pendekatan religius / religionisme
Pendekatan religius / religionisme dianut oleh pemikir-pemikir yang
melihat hakikat manusia sebagai makhluk yang religius. Namun demikian
kemajuan ilmu pengetahuan yang sekuler tidak menjawab terhadap kehidupan
yang bermoral.
4. Pendekatan psikologis / psikologisme
Pandangan-pandangan pedagogisme seperti yang telah diuraikan telah lebih
memacu masuknya psikologi ke dalam bidang ilmu pendidikan hal tersebut
telah mempersempit pandangan para pendidik seakan-akan ilmu pendidikan
terbatas kepada ilmu mengajar saja.
5. Pendekatan negativis / negativism
Pendidikan ialah menjaga pertumbuhan anak. Dengan demikian pandangan
negativisme ini melihat bahwa segala sesuatu seakan-akan telah tersedia
di dalam diri anak yang bertumbuh dengan baik apabila tidak dipengaruhi
oleh hal-hal yang merugikan pertumbuhan tersebut.
6. Pendekatan sosiologis / sosiologismu
Pandangan sosiologisme cenderung berlawanan arah dengan pedagogisme.
Titik-tolak dari pandangan ini ialah prioritas kepada kebutuhan
masyarakat dan bukan kepada kebutuhan individu.
Peserta didik adalah anggota masyarakat. Dalam sejarah perkembangan
manusia kita lihat bahwa tuntutan masyarakat tidak selalu etis. Versi
yang lain dari pandangan ini ialah develop mentalisme. Proses pendidikan
diarahkan kepada pencapaian target-target tersebut dan tidak jarang
nilai-nilai kemanusiaan disubordinasikan untuk mencapai target
pembangunan.
Pengalaman pembangunan Indonesia selama Orde Baru telah mengarah kepada
paham developmentalisme yang menekan kepada pencapaian pertumbuhan yang
tinggi, target pemberantasan buta huruf, target pelaksanaan wajib
belajar 9 dan 12 tahun.
Salah satu pandangan sosiologisme yang sangat populer adalah
konsiensialisme yang dikumandangkan oleh ahli pikir pendidikan Ferkenal
Paulo Freire.
Pendidikan yang dikumandangkan oleh Freire ini yang juga dikenal sebagai
pendidikan pembebasan pendidikan adalah proses pembebasan.
Konsiensialisme yang dikumandangkan Freire merupakan suatu pandangan
pendidikan yang sangat mempunyai kadar politis karena dihubungkan dengan
situasi kehidupan politik terutama di negara-negara Amerika Latin.
Paulo Freire di dalam pendidikan pembebasan melihat fungsi atau hakikat
pendidikan sebagai pembebasan manusia dari berbagai penindasan. Sekolah
adalah lembaga sosial yang pada umumnya mempresentasi kekuatan-kekuatan
sosial politik yang ada agar menjaga status quo hukum membebaskan
manusia dari tirani kekuasaan. Qua atau di dalam istilah Polo Freire.
“kapitalisme yang licik”. Sekolah harus berfungsi membangkitkan
kesadaran bahwa manusia adalah bebas.
Hakekat Manusia
1. Kepustakaan hindu (Ciwa) menyatakan bahwa atman manusia datang
langsung dari Tuhan (Bathara Ciwa) dan sekaligus menjadi penjelmaannya.
2. Kepustaan agama Budha menggambarkan bahwa manusia adalah mahluk
samsara, merupakan wadah dari the absolute yang hidupnya penuh dengan
kegelapan.
3. Pendapat kaum pemikir kuno yang bercampur dengan mistik menyatakan
bahwa manusia adalah manifestasi yang paling komplit dan paling sempurna
dari Tuhan Yang Maha Esa, intisari dari semua mahluk yang memiliki
kecerdasan.
4. Filosof Socrates menyatakan bahwa hakekat manusia terletak pada
budinya yang memungkinkan untuk menentukan kebenaran dan kebaikan. Plato
dan Aristoteles menyatakan hakikat manusia terletak pada pikirnya.
5. Tokoh Dunia Barat melanjutkan pendapat Plato & Aristoteles
tentang hakekat kebaikan manusia yg selanjutnya bergeser ke pandangan
humanistik yg menyatakan manusia merupakan kemenyuluruhan dari segala
dimensinya. (1), Spinoza berpandangan pantheistik menyatakan hakekat
manusia sama dengan Tuhan dan sama pula dengan hakekat alam semesta.
(2), Voltaire mengatakan hakekat manusia sangat sulit untuk diketahui
dan butuh waktu yang sangat panjang untuk mengungkapkannya.
6. Notonagoro mengatakan manusia pada hakekatnya adalah mahluk
mono-dualis yang merupakan kesatuan dari jiwa dan raga yg tak
terpisahkan.
7. Para ahli biologi memandang hakekat manusia titik beratnya pada segi
jasad, jasmani, atau wadag dengan segala perkembangannya. Pandangan ini
dipelopori oleh Darwin dengan teori evolusinya.
8. Para ahli psikologi sebaliknya menyatakan bahwa hakekat manusia adalah rokhani, jiwa atau psikhe.
9. Ahli teori konvergensi antara lain William Stern berpendapat bahwa
hakekat manusia merupakan paduan antara jasmani dan rokhani.
10. Pandangan dari segi agama, Islam, Kristen, dan Katolik menolak
pandangan hakekat manusia adalah jasmani dengan teori evolusi. Hakekat
manusia adalah paduan menyeluruh antara akal, emosi dan perbuatan.
Dengan hati dan akalnya manusia terus menerus mencari kebenaran dan
dianugerahi status sebagai khalifah Allah.
11. Pancasila memandang hakekat manusia memiliki sudut pandang yg
monodualistik & monopluralistik, keselarasan, keserasian, dan
keseimbangan, integralistik, kebersamaan dan kekeluargaan
Hakekat dan Teori Pendidikan
Mudyahardjo ( 2001:91 ) menegaskan bahwa sebuah teori berisi konsep-konsep, ada yang berfungsi sebagai :
a. asumsi atau konsep-konsep yang menjadi dasar/titik tolak pemikiran sebuah teori
b. definisi konotatif atau denotatif atau konsep-konsep yang menyatakan
makna dari istilah-istilah yang dipergunakan dalam menyusun teori.
Asumsi pokok pendidikan adalah :
a. pendidikan adalah aktual, artinya pendidikan bermula dari
kondisi-kondisi aktual dari individu yang belajar dab lingkungan
belajarnya.
b. pendidikan adalah normatif, artinya pendidikan tertuju pada mencapai hal-hal yan baik atau norma-norma yang baik, dan
c. pendidikan adalah suatu proses pencapaian tujuan, artinya pendidikan
berupa serangkaian kegiatan bermula dari kondisi-kondisi aktual dan
individu yang belajar, tertuju pada pencapaian individu yang diharapkan.
Pendidikan dipandang dari sudut keilmuan tertentu seperti :
a. Sosiologik memandang pendidikan dari aspek sosial, yaitu mengartikan
pendidikan sebagai usaha pewarisan dari generasi ke generasi.
b. Antrophologik memandang pendidikan adalah enkulturasi yaitu proses pemindahan budaya dari generasi ke generasi.
c. Psikologik memandang pendidikan dari aspek tingkah laku individu,
yaitu mengartikan pendidikan sebagai perkembangan kapasitas individu
secar optimal. Psikologi menurut Woodward dan Maquis ( 1955 : 3 ) adalah
studi tentang kegiatan-kegiatan atau tingkah laku individu dalam
keseluruhan ruang hidupnya.
d. Ekonomi, yaitu memandang pendidikan sebagai usaha penanaman modal
insani ( human capital ) yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi
suatu bangsa.
e. Politik yang melihat pendidikan adalah proses menjadi warga negara
yang diharapkan ( civilisasi ) sebagai usaha pembinaan kader bangsa yang
tangguh.
Pendidikan selalu dapat dibedakan menjadi teori dan praktek, teori
pendidikan adalah pengetahuan tentang makna dan bagaimana soyogyanya
pendidikan itu dilaksanakan, sedangkan praktek adalah tentang
pelaksanaan pendidikan secara konkretnya. Teori pendidikan disusun
seperti latar belakang yang hakiki dan sebagai rasional dari praktek
pendidikan serta pada dasarnya bersifat direktif. Istilah direktif
memberi makna bahwa pendidikan itu mengarah pada tujuan yang pada
hakekatnya untuk mencapai kesejahteraan bagi subjek didik.
2. MENURUT PANDANGAN PAKAR ASING
Pendidikan merupakan transfer of knowledge, transfer of value dan
transfer of culture and transfer of religius yang semoga diarahkan pada
upaya untuk memanusiakan manusia. Hakikat proses pendidikan ini sebagai
upaya untuk mengubah perilaku individu atau kelompok agar memiliki
nilai-nilai yang disepakati berdasarkan agama, filsafat, ideologi,
politik, ekonomi, sosial, budaya dan pertahanan keamanan. Hakekat
pendidikan menurut pandangan beberapa pakar asing :
• Paula Freire
Pendidikan adalah proses pengaderan dengan hakikat tujuannya adalah
pembebasan. Hakikat pendidikan adalah kemampuan untuk mendidik diri sendiri.
• Langeveld
Pendidikan adalah membantu anak dalam mencapai kedewasaan dengan tujuan
agar anak cukup cakap dalam melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak
dengan bantuan orang lain.
• Rosseau
Pendidikan adalah memberikan pembekalan yang tidak ada pada masa anak-anak, tapi dibutuhkan pada masa dewasa.
• Paulo freire
Pendidikan merupakan jalan menuju pembebasan yang permanen dan diri dari
dua tahap. Tahap pertama adalah masa dimana manusia menjadi sadar akan
pembebasan mereka yang melalui praksis mengubah keadaan itu. Tahap kedua
dibangun atas tahap yang pertama dan merupakan sebuah proses tindakan
kultural yang membebaskan.
• Jhon dewey
Pendidikan adalah suatu proses pembaharuan makna pengalaman hal ini
mungkin terjadi di dalam pergaulan biasa atau pergaulan orang dewasa
dengan urang muda, mungkin pula terjadi secara segaja dan dikembangkan
untuk menghasilkan kesinambungan sosial. Proses ini melibatkan
pengawasan dan perkembangan dari orang yang belum dewasa dan mengelompok
di mana dia hidup
• H. Horne
Pendidikan adalah proses yang terus menerus (abadi) dari penyesuaian
yang lebih tinggi bagi makhluk manusia yang telah berkembang secara
fisik dan mental, yang bebas dan sadar kepada tuhan, seperti
termanifeskasi dalam alam sekitar intelektual, emosional dari
kemanusiaan dari manusia.
• Sir Godfrey Thomson
Pendidikan adalah pengaruh lingkungan atas individu untuk menghasilkan
perubahan-perubahan yang permanent di dalam kebiasaan-kebiasaan, tingkah
laku, pikiran dan sifatnya.
Hakikat Pendidikan
Diposting oleh
Pelajar
|
undefinedundefinedundefined
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar